
Sayangnya lem perekat yang
ditiru dari tokek ini tak memiliki daya lengket yang mumpuni seperti yang
dimiliki oleh tokek, setelah digunakan beberapa kali maka daya lengketnya pun
berkurang.
Tak kurang akal maka para
ilmuwan dari Northwwestern University di Everton mulai melirik ke hewan lain
yang biasa hidup di air, yaitu sejenis remis. Remis ini seperti kerang, dan
biasa hidup di sungai, danau atau laut. Remis ini memiliki kemampuan yang kuat
untuk menempel di batu atau badan kapal, bahkan walaupun ada ombak yang
menerjangnya, remis ini tetap kuat menempel di badan kapal.
Lalu sebenarnya bahan
lengket apa yang dikeluarkan oleh remis ini? Ternyata dari kaki-kakinya remis
ini mengeluarkan zat lengket mirip plester yang bisa menempel di obyek tempat
dia bersandar. Zat ini bisa dipakai hingga 1000 kali tanpa kehilangan daya
lengketnya. Tidak seperti plester yang biasa kita pakai jika dipakai
berulang-ulang maka daya lengketnya akan berkurang. Dan kelebihan yang lain
adalah mampu bekerja di bidang basah maupun kering.
Ilmuwan menyebut zat ini
sebagai 3,4-dihydroxy-L-phenylalanine atau disingkat sebagai DOPA. Para ilmuwan
pun membuat sebuah material mirip kaki tokek yang terdiri dari rambut-rambut
halus dengan panjang 600 nm dan lebar 400 nm. Satu nanometer panjangnya adalah
seperbilion meter.
Ilmuwan pun kemudian
melapisi material ini dengan DOPA dan hasilnya material itu lengket ke sebuah
obyek seperti layaknya sebuah plester. Lalu apa dari manfaat penemuan ini?
Banyak sekali hal yang akan bisa dikembangkan misalnya dibidang kedokteran kita
bisa membuat perban yang bisa menempel kuat ditubuh kita jadi perban itu tak
akan bisa lepas walaupun kita sedang berenang atau dokter bisa menggunakannya
untuk menutup luka akibat operasi