Rabu, 25
April 2012 - Bayangkan memiliki sebuah televisi dengan ketebalan dan berat
sehelai kertas. Ini mungkin suatu hari karena industri elektronik cetak yang
sedang tumbuh. Prosesnya yang memungkinkan pabrik mencetak atau menggulung
bahan ke permukaan untuk menghasilkan sebuah alat yang berfungsi secara
elektronik telah digunakan dalam sel surya organik dan dioda pemancar cahaya
organik (OLED) yang membentuk tampilan ponsel.
Walaupun
teknologi baru ini diharapkan tumbuh puluhan miliar dolar dalam 10 tahun
ke depan, salah satu tantangannya adalah membuat dalam biaya rendah dalam
kondisi ambang. Untuk menciptakan cahaya atau energi dengan menyuntikkan atau
mengumpulkan elektron, elektronika cetak membutuhkan konduktor, biasanya
kalsium, magnesium, atau lithium, dengan fungsi kerja rendah. Logam-logam ini
secara kimia sangat reaktif.
Mereka teroksidasi dan berhenti bekerja jika terpaparkan pada oksigen dan
kelembaban. Ini mengapa elektronik dalam sel surya dan TV, misalnya, harus
ditutupi dengan sebuah penghalang kaku yang tebal seperti kaca atau lapisan
selubung yang mahal.
Walau
begitu, dalam temuan terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science, para
peneliti Georgia Tech memperkenalkan apa yang dipandang sebagai teknik
universal untuk mengurangi fungsi kerja suatu konduktor. Mereka membentangkan
lapisan sangat tipis polimer, sekitar satu hingga 10 nanometer tebalnya, di
permukaan konduktor untuk menciptakan dipol permukaan yang kuat. Interaksi
menyebabkan konduktor stabil udara ini mejadi elektroda berfungsi kerja rendah
dan efisien.
Polimer yang
tersedia secara komersil dapat diproses dengan mudah dari larutan dilute dalam
pelarut seperti air dan metoksietanol.
“Polimer-polimer
ini tidak mahal, bersahabat dengan lingkungan, dan sesuai dengan teknik
produksi massal gulung per gulung yang telah ada,” kata Bernard Kippelen,
direktur pusat fotonika dan elektronika organik (COPE) Georgia Tech. “Mengganti
logam reaktif dengan konduktor stabil, termasuk konduktor polimer, sepenuhnya
mengubah kebutuhan mengenai bagaimana elektronik dibuat dan dilindungi.
Penggunaannya dapat memberi jalan bagi alat yang lebih murah dan lebih
fleksibel.”
Untuk
menggambarkan metode baru ini, Kippelen dan rekan-rekannya mengevaluasi kinerja
polimer pada transistor film tipis organik dan OLED. Mereka juga membuat sebuah
prototipe: sel surya pertama di dunia yang seluruhnya dari plastik.
“Modifikator
polimer mengurangi fungsi kerja dalam jangkauan luas konduktor, mencakup perak,
emas, dan aluminium,” catat Seth Marder, asisten direktur COPE dan profesor di
Sekolah Kimia dan Biokimia. “Prosesnya juga efektif dalam oksida
logam transparan dan grafen.”
Sumber
berita: